01/03/12

Kemampuan Adaptasi

Kenapa Kita Mengikuti Perubahan
Hidup manusia akan selalu berubah. Dalam perjalanannya pasti ada sesuatu yang berubah, baik lingkungan maupun diri kita. Setiap detik kita berubah. Banyak perubahan yang terjadi di dunia ini. Semua hal berubah; semua masalah berkembang. Zaman berubah, pemikiran berubah, teknologi berubah. Cara orang berbicara berubah, sarana komunikasi berubah, makanan berubah, model mobil berubah, rumah berubah, furniture berubah, cara berdandan berubah, hiburan berubah, transportasi berubah, dan model berubah. Apakah yang pasti? Perubahan itu sendiri.

Teknologi mengubah segalanya, mengubah mobilitas manusia, jangkauan, wawasan, cara berkomunikasi. Kalau perubahan dapat dikelola dengan baik, ia akan memberikan kesejahteraan. Karakteristik perubahan itu dapat dibedakan menjadi:
  • Perubahan begitu misterius karena tidak dapat dipegang. Ia bahkan dapat memukul balik seakan tak tahu balas budi. Banyak tokoh nasional yang berkuasa karena perubahan, tapi juga diturunkan karena perubahan.
  • Perubahan terjadi setiap saat. Oleh karena itu, perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil dilakukan seseorang maka akan terjadi pula perubahan-perubahan lainnya.

Menyiapkan Diri dalam Perubahan: Dunia Kerja Berubah
Dalam pidatonya, miliarder Microsoft Bill Gates, mengatakan bahwa kita sedang berada di era the economic of speed. Siapa yang cepat, dialah yang akan mendapatkan kesempatan yang pertama. Namun, kesempatan ini pun harus dipergunakan dengan bijak karena jika tidak, akan ada banyak orang berbaris siap untuk menggantikan. Inilah bisnis masa sekarang. Kondisi ini membuat bisnis sekarang ditantang untuk lebih fleksibel, lebih gampang beradaptasi serta menjadi organisasi pembelajar yang selalu siap untuk belajar terhadap hal-hal yang baru.

Di era 80-an, dunia kerja masih menitik beratkan pada loyalitas, salah satu upaya untuk menjaga dan mempertahankan karyawan-karyawannya. Secara tidak sadar, perusahaan hingga era tersebut memiliki semboyan: sebagai perusahaan, kita harus menghargai karyawan yang telah setia dan loyal pada perusahaan. Oleh karena itu, kita akan menjaga dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya bagi karyawan yang loyal. Pada masa tersebut karyawan masih “ tanpa syarat”, apalagi jika karyawannya telah mengabdi lama dan setia.

Di era 2000-an, dunia kerja telah berubah sejalan dengan tuntuntan bisnis yang berubah dengan cepat. Akhirnya kredo perusahaan yang dulunya seakan-akan tanpa syarat, berubah menjadi perusahaan yang tidak lagi melihat loyalitas sebagai sesuatu yang perlu dibanggakan. Mereka lebih membanggakan karyawan yang selalu berkontribusi. Cinta yang dulu tanpa syarat, sekarang menjadi bersyarat.

Berbagai suasana dinamis seperti di atas harus ditambah lagi dengan ketidakpastian yang harus dihadapi perusahaan di masa depan. Apa yang mereka rencanakan walau dengan perhitungan yang matang, belum tentu akan sesuai harapan. Ketidakpastian ini muncul dari dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi misalnya peraturan yang dikeluarkan pemerintah, dahulu ada proteksi yang diberikan kepada produksi tertentu, sekarang tidak ada lagi; ada penemuan teknologi tertentu yang membuat proses peniruan produk menjadi mudah sehingga produk perusahaan itu tidak lagi eksklusif, dan seterusnya.

Hal-hal tersebut menuntut perusahaan untuk memiliki penyesuaian yang tinggi di saat yang sama tetap bertindak efisien; artinya banyak aspek internal yang terpaksa menyesuaikan. Mereka dipaksa untuk melakukan perampingan, penyesuaian ukuran organisasi, menghapuskan jenjang-jenjang yang tidak perlu, mengubah pendekatan tim pada karyawannya, dan terus memperbaharui proses kerja. Mereka juga harus jeli dalam penggunaan teknologi dan model bisnis yang baru, baik itu urusan produksinya, pemasarannya, hubungan dengan berbagai pihak, sampai perkara administrasi.

Semua tuntutan di atas, baik tuntutan eksternal dan perubahan-perubahan internal organisasi berdampak pada tuntutan yang mereka ajukan kepada para mahasiswa saat mereka lulus. Mahasiswa harus siap bergelut dengan dinamika tersebut dan berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkannya. Perusahaan tidak menginginkan karyawan yang setiap saat harus dituntun dan dibimbing. Perusahaan menuntut orang yang berinisiatif untuk belajar dan mampu dengan cepat mempelajari hal-hal baru dan mampu berpartisipas sesuai dengan perannya sendiri-sendiri. Perusahaan punya harapan yang tinggi pada lulusan perguruan tinggi, sebagai calon karyawan, dapat berperan menghadapi tantangan perusahaan.


Mengelola Perubahan: Ubah Tujuan dan Sikap Anda
Banyak masyarakat kita yang menganut paham “berubah kalau sudah kritis”, dimana mereka baru mau berubah jika situasi yang dihadapinya sudah sangat buruk, parah atau krisis. Contohnya, banjir yang berulang-ulang terjadi setiap tahun dengan pola yang sama tetapi masyarakat belum mau berubah dengan membenahi hal-hal yang menyebabkan banjir. Kita baru akan mau berubah kalau krisis sudah melanda. Berikut hal-hal yang patut anda lakukan untuk mencapai kondisi yang lebih baik:

1. Jangan Mau menjadi orang biasa

Sekarang saatnya kita mengubah pikiran yang terlalu sederhana dan umum agar menjadi pikiran yang kreatif. Mulailah dengan menyikapi kehidupan kita saat ini yang sedang menempuh pendidikan, berilah makna pada perkuliahan kita dan nikmatilah perkuliahan, bukan sekedar menjalankannya. Kita bisa merasakan betapa kekuatan hadir bila kita menyenangi pekerjaan kita (termasuk kuliah). Dengan demikian pekerjaan sesulit apapun rasanya dapat terselesaikan atau paling tidak mendapatkan hasil yang optimal.

Dalam banyak hal, kita memang harus menjalankannya dengan tekun, penuh tantangan, dan semua itu tidak mudah. Dengan pemahaman seperti ini, kita tidak akan terjebak pada perkuliahan yang berorientasi pada nilai akademik saja atau ‘asal isi absen’ saja yang akhirnya menghalalkan segala cara termasuk cara ilegal dan memalukan, seperti menyontek. Ketika kita melamar pekerjaan, nilai akademis kita menjadi kuncinya ketika lamaran kita mulai diproses. Tetapi, agar sukses dalam pekerjaan dan kehidupan lainnya yang kita butuhkan tidak sekedar nilai akademis dan selembar ijazah saja, tapi kecakapan-kecakapan tertentu yang kita bangun ketika kita masih duduk di bangku kuliah.

2. Menyerah itu Bukan Pilihan

Untuk mampu menyesuaikan dengan dinamika hidup, kita harus siap berubah untuk menjadi lebih baik dari yang sekarang kita miliki, kita lakukan, dan kita yakini. Saatnya meningkatkan semua itu hingga kesuksesan benar-benar dalam pelukan sesuai dengan nilai-nilai yang kita beriku:
  • Kedisiplinan. Walaupun kedisiplinan terkesan kaku dan tidak diinginkan serta dapat mengurangi kreativitas, tetapi disiplin tetap harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Keterlambatan kita masuk kelas, menganggu dosen dan teman kita yang sudah serius mengikuti perkuliahan; begitu pula tentang pemenuhan jadwal belajar, tugas-tugas individual, dan tugas kelompok.
  • Kejujuran. Menjadi mahasiswa adalah masa yang tepat untuk melatih dan meningkatkan kejujuran diri. Pada saatnya kejujuran ini menjadi modal penting dalam kehidupan, baik sebagai professional, maupun sebagai anggota masyarakat. Jadikan peristiwa-peristiwa seperti ujian, mengerjakan tugas, sebagai lahan untuk membangun kejujuran kita.
  • Kerja keras. Telah disampaikan di atas bahwa mendapatkan pekerjaan tidak mudah dan menjadi mahasiswa pun tidak mudah. Untuk meraih posisi ideal di masa depan, kita harus berjuang dengan gigih.
  • Doa. Akhirnya seluruh nilai-nilai tersebut di atas belum lengkap bila tidak diiringi dengan doa. Kita semua mahluk beragama, dan secara mental kita memang membutuhkan kesejukan spiritual. Hal yang spiritual ini dapat membuat kita semakin tenang; tidak lupa diri saat kita berhasil dan tidak menjadi down pada saat keberuntungan tidak berpihak pada kita. Agama-agama mengajarkan bahwa Yang Maha Kuasa itu ada di dekat kita, oleh sebab itu seluruh perjuangan kita harus selalu diiringi doa.

3. Sekarang Giliran Anda Berubah

Ada perbedaan yang sangat penting antara pembelajaran di era masa lalu dengan pendekatan yang dilakukan pada saat ini; dahulu pengetahuan hanya dipindahkan dari pengajar kepada mahasiswa. Sementara dalam pendekatan pengajaran yang dilakukan saat ini, mahasiswa sangat dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, mahasiswa yang membangun pengetahuan, budaya belajar adalah operatif, kolaboratif, dan saling mendukung, penekanan pada penguasaan dan penggunaan pengetahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata, pengajar sebagai pendorong dan pemberi fasilitas pembelajaran, pengajar dan mahasiswa mengevaluasi pembelajaran bersama-sama, dan pendekatan pada integrasi antardisiplin. Dalam perkuliahan, yang menjadi aktor adalah mahasiswa bukan dosen.

Sebagai mahasiswa, kita mempunyai cita-cita yang harus dikejar. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah dalam kondisi apa pun. Kita bertanggung jawab terhadap pembelajaran kita, artinya kita yang mempunyai kendali penuh atas apa yang kita lakukan. Kalau kita ingin memahami, ingin bisa mengerjakan, ingin mendapatkan nilai yang baik, kita yang menentukan.


4. Bangun Perilaku yang Baik
Selain menjadi pribadi yang percaya diri, cerdas, dan berkualitas ada satu hal penting yang juga harus dimiliki oleh setiap individu, yaitu kemampuan untuk bersikap secara tepat dalam berbagai situasi.
Berdasarkan penelitian bahwa 80% keberhasilan dalam berkarir ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam bersikap dan beradaptasi secara tepat dalam lingkungan kerjanya.
a. Cara beradaptasi
  • Kenali tuntutan yang ada di lingkungan tempat kita berada
  • Kenali orang-orang yang ada di lingkungan tersebut berikut karakternya
  • Kenali kelebihan dan kelemahan diri
b. Sikap yang dapat diterima orang lain
  • Ramah dan murah senyum
  • Mau membuka diri saat berinteraksi dengan orang lain
  • Mau mendengarkan pendapat dan keluh kesah orang lain
  • Cobalah untuk memperhatikan pembicaraan orang lain
  • Menghargai orang lain
  • Bersikap empati dan proaktif dalam memberikan perhatian kepada orang lain
  • Mau mengakui kesalahan
c. Penampilan
  • Kenali karakter pribadi
  • Kenali dulu kebutuhan diri kita
  • Seperti apa pun bentuk tubuh maupun warna kulit kita, inilah keunikan masing-masing individu
  • Miliki gaya hidup sehat, makan sesuai kebutuhan, berolahraga, dan menjaga kebersihan diri
d. Pergaulan
  • Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi seseorang yang OK dalam pergaulan. Selain harus punya wawasan yang beragam, juga harus memiliki pergaulan yang luas, tanpa memandang status sosial ekonomi maupun ras sehingga asyik untuk membicarakan apa pun.
  • Setiap orang pada dasarnya berbeda-beda. Kenali kelebihan dan kekurangan kita dan coba kembangkan agar semua kecerdasan yang kita miliki dapat berkembang secara optimal dan seimbang
  • Sikap yang baik sangat dibutuhkan agar kita lebih mudah diterima oleh lingkungan kita. Tampilah dengan gaya dan cara kita sendiri.
  • Setiap kesempatan dan kejadian dapat dijadikan media untuk mengembangkan diri serta menjadi lebih percaya diri. Cobalah untuk mengambil hal positif dari berbagai kejadian ataupun dari orang-orang di sekitar kita, bahkan dari pihak-pihak yang tidak kita kenal sebelumnya.
  • Penampilan atau gaya seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, tapi tetaplah menjadi diri sendiri.
  • Kenali diri kita sendiri dan jadilah pribadi yang unik. Tidak perlu berusaha sama dengan orang lain hanya karena keinginan untuk diterima oleh lingkungan. Tetap memilah-milah mana yang perlu diikuti dan mana yang tidak. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak kita harapkan.

e. Teruslah bergerak
Ada sebuah cerita yang cukup menarik untuk kita simak. Suatu hari ada seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup sumur tersebut agar tidak lagi berbahaya. Selain itu, karena keledai tersebut sudah tua, tidak ada gunanya untuk ditolong. Kemudian ia mengajak para tetangga untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai memasukan tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya runtuh, lalu menaiki tanah itu. Sementar tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik.
Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

Pelajaran yang bisa diambil dari cerita di atas adalah bahwa banyak kejadian dan peristiwa di sekitar kita yang akan menimbun kita hidup-hidup. Jika kita diam, maka kita akan mati perlahan-lahan. Maka dari itu, teruslah bergerak, jangan izinkan diri kita tidak berbuat apa-apa, karena timbunan lumpur akan selalu menimpa.

Tetaplah bergerak, tetaplah aktif membersihkan tanah-tanah dari tubuh kita. Injaklah tanah itu untuk membuat kita lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Teruslah berbuat sesuatu setiap kali kita bisa. Jangan diam. Beristirahatlah bila diperlukan, tapi jangan pernah istirahat sebelum lelah.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...